Selasa, 17 Januari 2012

Awal "Kisah" . . .

dunia yang fana adalah sebuah kalimat yang yang dianggap hanya sebagai sebuah dentuman peluru yang dianggap berlalu begitu saja, tetapi setiap insan manusia yang terlahir di dunia ini mau tidak mau, ingin tidak ingin harus merasakan begitu pahit dan kejamnya di dunia ini, kita terlahir membawa segenggam sifat dasar sebagai pedoman dari setiap manusia dan yang tidak akan dapat dirubah dengan keadaan apapun, kita hanya bisa melewati semua ini dengan semua yang telah ditetapkan oleh tuhan, tetapi diri ini tidak harus menyalahkan tuhan atas keadaan yang diberikannya, semua ini pasti dan jelas memiliki kebenaran dan kesalahannya, yang harus dilakukan adalah terus bersyukur dan bersyukur atas apa yang tuhan berikan, dan berusaha untuk memberikan dan mencari solusi untuk terus memberikan hal positif atas semua kekurangan ini.
diri ini terlahir dengan banyak kekurangan dan begitu sedikit kelebihan, dengan pemikiran yang selalu dibayang-bayangi akan sebuah konsep bernama "negatif" yang mungkin akan melekat hingga ada seseorang yang melengkapinya, dengan melekatnya siafat seperti ini, maka diri ini hanya memiliki pemikiran yang mendekati "egoisme" dan "ketidakpedulian" akan apa yang ada dalam tatapan ku, seolah-olah hidup ini hanya diriku yang menjalankan tanpa adanya bantuan orang lain atau seseorang yang ingin mengindahkan hidup ku, semua itu tertutup dengan ketidakpedulian dan ketersendirian yang memberikan rasa nyaman begitu besar, tetapi tuhan memiliki jalannya sendiri pada saat itu, dipertemukan dengan makhluk indahnya yang memiliki sejuta pesona untuk merubah semuanya, wanita itu hadir tanpa adanya sebab, tetapi wanita itu hadir atas kehendak tuhan yang ingin membukakan lembaran baru dalam hidupku, hingga pada akhirnya waktu yang menemani ku dengan dirinya, dibalut denagan nuansa "kesabaran", "perhatian" "kepedulian" dan "kenyamanan" dia mampu merubah dan menghancurkan titik terkeras yang berada di dalam hati ku, titik yang sebenarnya diriku saja tidak mengetahui bagaimana caranya untuk meleburnya, tetapi dya mampu.
seperti yang sudah dikatakan, bahwa setiap sifat seseorang adalah pedoman hidupnya, sehingga sebanyak apapun bekal kesabaran yang dia miliki tidak mampu untuk membawanya lebih lama dalam hidupku, dia menyerah dan tidak berdaya menatap semua keegoisan dan kebohongan yang ku timbulkan, seakan diri ini tidak berdosa melihat air yang keluar deras dari matanya, dan seakan diri ini tidak peduli akan semua yang telah dia titipkan dalam hidupku, hanya sebua konsep baru yang timbul dalam diriku, yang bernama "nafsu". membiarkan dia pergi entah kemana, membiarkan dia mencari tempat baru untuk menutupi kekecewaannya, hku hanya bisa melihatnya dan membiarkannya tanpa bergerak dan niat untuk menghalangnya. hingga pada akhirnya tuhan memberikan teman baru untuk hidupku, yaitu "penyesalan".



"kutipan 2007"