Senin, 13 Februari 2012

KISAH ROTI DAN SUSU

dalam suatu masa hidup lah sepasang suami isteri yang membina semuanya secara harmonis dari awal pertemuan, sang Suami adalah serorang jurutera komputer,  sang isteri mencintai sifatnya yang semula baik hati dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati sang isteri ketika bersandar dibahunya.
tetapi setelah 3 tahun dalam masa perkenalan dan 2 tahun dalam masa pernikahan, sang isteri  harus akui, bahawa perasaanya mulai merasa letih dan lelah, alasan-alasan ketika mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Sang isteri adalah seorang wanita yang sentimental dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus, sehingga sang isteri  merindui saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang sentiasa mengharapkan belaian ayah dan ibunya.
Tetapi, semua itu pada saat ini tidak pernah perolehnya. sang Suami jauh berbeza dari yang saya harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkawinan telah mematahkan semua harapan ssang isteri terhadap cinta yang ideal.
Suatu hari, sang isteri beranikan diri untuk mengatakan keputusannya  kepada sang suami, bahawa ia inginkan penceraian.
"Mengapa?" sang suami bertanya dengan nada terkejut.
"aku letih, kamu tidak pernah coba memberikan cinta yang aku inginkan."
sang suami diam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, nampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan sang isteri semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang boleh aku harapkan darinya? Dan akhirnya sang suami bertanya. "Apa yang boleh aku lakukan untuk mengubah fikiran mu?"
Sang isteri merenung matanya dalam-dalam dan menjawab dengan perlahan.
"aku ada 1 pertanyaan, kalau kamu temui jawabannya didalam hati ku, aku akan mengubah fikiran ku; Seandainya, aku menyukai sekuntum bunga cantik yang ada ditebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung-gunung itu, kamu akan mati. Apakah yang kamu akan lakukan untuk ku?"
Sang suami termenung dan akhirnya berkata, "aku akan memberikan jawabannya esok."
lalu Hati sang isteri terus gundah mendengar jawabannya itu.
Keesokan paginya, sang suami  tidak ada di rumah, dan ia hanya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebiji gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan...
'Sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi izinkan aku untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama itu menghancurkan hati sang isteri. Namun, ia masih terus ingin membacanya.

"isteruku. . kau boleh mengetik dikomputer dan selalu mengusik program didalamnya dan akhirnya menangis di depan monitor, aku harus memberikan jari-jari ku  untuk membantu mu memperbaiki program tersebut."
"kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan aku harus memberikan kaki ku untuk bisa  menendang pintu, dan membukakan pintu untuk mu ketika pulang."
"kau selalu suka jalan-jalan di shopping complexs tetapi selalu tersasar dan ada ketikanya kau tersesat di tempat-tempat baru yang  kau kunjungi, dan aku harus mencari mu dari satu toko ke satu toko yang lainnya  dan membawamu pulang ke rumah."
"kau selalu merasakan seluruh badanmu sakit sewaktu 'teman baik' mu datang setiap bulan, dan aku harus memberikan tangan ku untuk memijit dan mengurut kakimu yang pegal dan sakit itu."
"kau lebih suka duduk di rumah, dan aku selalu risau jika kau akan menjadi 'pelik'. dan aku  harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur mu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal kelakar yang aku alami."
"isteriku kau juga selalu menatap komputer, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, sehingga aku harus menjaga mata ku agar ketika kita tua nanti, aku dapat menolong mengguntingkan kukumu dan memandikanmu." dan juga agar "Tangan ku dapat memegang tangan mu, membimbing menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tetapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Kerana, aku tidak sanggup melihat airmatamu mengalir menangisi kematian ku."
"isteriku, aku tahu, ada banyak orang yang akan lebih mencintaimu daripada aku mencintai mu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan oleh tangan, kaki, mata ku tidak cukup bagi mu. aku tidak akan menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakan dirimu."

Airmata sang isteripun jatuh ke atas tulisannya dan membuatkan tintanya menjadi kabur, tetapi ia tetap berusaha untuk terus membacanya lamgi.
"Dan sekarang isteriku, kau telah selesai membaca jawaban ku. Jika hatimu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap inginkan diriku tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri di luar sana menunggu jawabanmu."
"Tetapi, jika kau tidak puas hati, sayangku... biarkan aku masuk untuk mengemaskan barang- barang ku, dan aku tidak akan menyulitkan hidupmu. percayalah, bahagia buat diriku adalah membuat dirimu bahagia."
Sang isteri peu termenung dan Segera mata memandang pintu yang terkatup rapat. Lalu ia segera berlari membukakan pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah gusar sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan isterinya.

Kini sang isteri pun tahu, tidak ada orang yang pernah mencintainya lebih dari sang suami yang mencintai dirinya. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita kerana kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam 'kewujudan' yang kita inginkan, maka cinta itu telah hadir dalam 'kewujudan' yang tidak pernah kita bayangkan sebelum ini..

*love will life with u*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar