Jumat, 17 Februari 2012

"DADU" adalah kehidupan


Ketika saya pulang di malam hari, saya masih melihatnya duduk di sana.
Seorang wanita paruh baya duduk dalam kiosnya di tepi seruas jalan di kotaku yang telah ribuan kali kulewati. Puluhan tahun yang lalu ketika usia saya masih belum genap sepuluh tahun, kios itu sudah ada menhiasi tepi jalan itu untuk Menjajakan majalah, koran, dan sejumlah barang kelontong.
Ketika itu mobil kami berhenti di depan kiosnya dan wanita itu datang menghampiri membawa apa yang biasanya kami inginkan, majalah Ananda dan Bobo buat saya serta majalah Tempo dan Intisari untuk ayah. Demikian terjadi sepekan sekali sepulang sekolah selama bertahun-tahun hingga tiba saatnya saya beranjak remaja dan berganti selera baca, saya tak lagi menemui wanita itu.
suatu hari di senja itu, tatapan mata saya ke luar dari pandangan lurus saya yg sedang menaiki sepeda motor yang tengah membawa saya pulang ke rumah, menyapu kios itu dan wanita yang sama di dalamnya. Bedanya, kali ini ia tak lagi menjajakan koran dan majalah. Hanya rokok, minuman cola, air mineral, dan sejumlah barang lain. Apakah itu semacam kemunduran hidup bagi wanita itu, saya tak tahu persis.
Yang tampak jelas bagi sel-sel kelabu saya adalah kenyataan bahwa ia, untuk menafkahi hidupnya, masih saja duduk di tempat yang sama, setelah lewat bertahun-tahun.
Suatu sore lain dalam sebuah gerbong kereta yang saya tumpangi, saya menatap puluhan gubuk dan rumah petak di sepanjang lintasan rel yang menuju stasiun Senen. Benak saya digelayuti rasa miris dan juga pertanyaan.
Sejumlah gerobak mie ayam melintas di jendela dengan cepat. Apa yang begitu menarik dari kota ini, begitu pertanyaan saya, sehingga mereka sanggup bertahan dalam kekurangannya di tengah gemuruh Jakarta yang keras.
Apakah itu nasib? Adakah nasib yang membuat Ibu penjaja koran yang tinggal di pinggiran tepi kota dan mereka yang tinggal di kompleks kumuh Jakarta tetap bertahan di sana?
Bagaimana bisa kita memahami nasib? Saya tak bisa. Tetapi keponakan saya yang berumur lima tahun punya petunjuknya.
Saat itu saya sedang bermain berdua dengannya: Ular-Tangga. Setelah beberapa lama bermain dan bosan mulai merambati benak, saya meraih surat kabar dan mulai membaca-baca. Nanda, keponakan saya itu, kemudian berkata, "Ayo jalan! Gililan Om. Kalo nggak jalan juga, Om bakal nggak naik-naik, di situ telus, dan mainnya nggak selesai-selesai."
Saya tersadar.
Ular-Tangga, permainan semasa kita kanak-kanak, adalah contoh yang bagus tentang permainan nasib manusia. Ada petak-petak yang harus dilewati.
Ada Tangga yang akan membawa kita naik ke petak yang lebih tinggi. Ada Ular yang akan membuat kita turun ke petak di bawahnya.
Kita hidup. Dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama kuliah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah.
Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia:
melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan.
Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Allah lah yang mengatur. Dan disitulah Nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu.
Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu.
Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana.
Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya.

Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yg optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan.

Tempayan Retak

Seorang tukang air India memiliki dua tempayan besar, Masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan
Yang dibawa menyilang pada bahunya.
Satu dari tempayan itu retak,
Sedangkan tempayan satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari  mata air ke rumah majikannya. Tempayan itu hanya dapat air setengah penuh,
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari.
Si tukang air hanya dapat membawa
Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak
Merasa bangga akan prestasinya,
Karena dapat menunaikan  tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu
Merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat
Memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
Dapat diberikannnya.
 
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
Tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
"Saya sungguh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air,
"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
dapat saya bawa karena adanya retakan
pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor
sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi."
Kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
Dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah
di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit,
Si tempayan retak memperhatikan
Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah
Di sepanjang  sisi jalan,
Dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanannya, Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor,
dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga
di sepanjang jalan di sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan
di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu
Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu.
Dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu,
Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
Kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga
Indah itu untuk menghias meja majikan kita.
Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang. "
Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau,
Tuhan akan menggunakan kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.
Di mata Tuhan yang bijaksana,
Tak ada yang terbuang percuma.
Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun
Dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
Ketahuilah, didalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

Senin, 13 Februari 2012

KISAH ROTI DAN SUSU

dalam suatu masa hidup lah sepasang suami isteri yang membina semuanya secara harmonis dari awal pertemuan, sang Suami adalah serorang jurutera komputer,  sang isteri mencintai sifatnya yang semula baik hati dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati sang isteri ketika bersandar dibahunya.
tetapi setelah 3 tahun dalam masa perkenalan dan 2 tahun dalam masa pernikahan, sang isteri  harus akui, bahawa perasaanya mulai merasa letih dan lelah, alasan-alasan ketika mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Sang isteri adalah seorang wanita yang sentimental dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus, sehingga sang isteri  merindui saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang sentiasa mengharapkan belaian ayah dan ibunya.
Tetapi, semua itu pada saat ini tidak pernah perolehnya. sang Suami jauh berbeza dari yang saya harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkawinan telah mematahkan semua harapan ssang isteri terhadap cinta yang ideal.
Suatu hari, sang isteri beranikan diri untuk mengatakan keputusannya  kepada sang suami, bahawa ia inginkan penceraian.
"Mengapa?" sang suami bertanya dengan nada terkejut.
"aku letih, kamu tidak pernah coba memberikan cinta yang aku inginkan."
sang suami diam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, nampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan sang isteri semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang boleh aku harapkan darinya? Dan akhirnya sang suami bertanya. "Apa yang boleh aku lakukan untuk mengubah fikiran mu?"
Sang isteri merenung matanya dalam-dalam dan menjawab dengan perlahan.
"aku ada 1 pertanyaan, kalau kamu temui jawabannya didalam hati ku, aku akan mengubah fikiran ku; Seandainya, aku menyukai sekuntum bunga cantik yang ada ditebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung-gunung itu, kamu akan mati. Apakah yang kamu akan lakukan untuk ku?"
Sang suami termenung dan akhirnya berkata, "aku akan memberikan jawabannya esok."
lalu Hati sang isteri terus gundah mendengar jawabannya itu.
Keesokan paginya, sang suami  tidak ada di rumah, dan ia hanya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebiji gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan...
'Sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi izinkan aku untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama itu menghancurkan hati sang isteri. Namun, ia masih terus ingin membacanya.

"isteruku. . kau boleh mengetik dikomputer dan selalu mengusik program didalamnya dan akhirnya menangis di depan monitor, aku harus memberikan jari-jari ku  untuk membantu mu memperbaiki program tersebut."
"kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan aku harus memberikan kaki ku untuk bisa  menendang pintu, dan membukakan pintu untuk mu ketika pulang."
"kau selalu suka jalan-jalan di shopping complexs tetapi selalu tersasar dan ada ketikanya kau tersesat di tempat-tempat baru yang  kau kunjungi, dan aku harus mencari mu dari satu toko ke satu toko yang lainnya  dan membawamu pulang ke rumah."
"kau selalu merasakan seluruh badanmu sakit sewaktu 'teman baik' mu datang setiap bulan, dan aku harus memberikan tangan ku untuk memijit dan mengurut kakimu yang pegal dan sakit itu."
"kau lebih suka duduk di rumah, dan aku selalu risau jika kau akan menjadi 'pelik'. dan aku  harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur mu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal kelakar yang aku alami."
"isteriku kau juga selalu menatap komputer, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, sehingga aku harus menjaga mata ku agar ketika kita tua nanti, aku dapat menolong mengguntingkan kukumu dan memandikanmu." dan juga agar "Tangan ku dapat memegang tangan mu, membimbing menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tetapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Kerana, aku tidak sanggup melihat airmatamu mengalir menangisi kematian ku."
"isteriku, aku tahu, ada banyak orang yang akan lebih mencintaimu daripada aku mencintai mu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan oleh tangan, kaki, mata ku tidak cukup bagi mu. aku tidak akan menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakan dirimu."

Airmata sang isteripun jatuh ke atas tulisannya dan membuatkan tintanya menjadi kabur, tetapi ia tetap berusaha untuk terus membacanya lamgi.
"Dan sekarang isteriku, kau telah selesai membaca jawaban ku. Jika hatimu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap inginkan diriku tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri di luar sana menunggu jawabanmu."
"Tetapi, jika kau tidak puas hati, sayangku... biarkan aku masuk untuk mengemaskan barang- barang ku, dan aku tidak akan menyulitkan hidupmu. percayalah, bahagia buat diriku adalah membuat dirimu bahagia."
Sang isteri peu termenung dan Segera mata memandang pintu yang terkatup rapat. Lalu ia segera berlari membukakan pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah gusar sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan isterinya.

Kini sang isteri pun tahu, tidak ada orang yang pernah mencintainya lebih dari sang suami yang mencintai dirinya. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita kerana kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam 'kewujudan' yang kita inginkan, maka cinta itu telah hadir dalam 'kewujudan' yang tidak pernah kita bayangkan sebelum ini..

*love will life with u*

LANGIT DAN LAUT

 
Dahulu kala,langit dan laut saling jatuh cinta.
Mereka sama2 saling menyukai 1 sama lain.
Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut = langit.
Saking sukanya langit terhadap laut, warna langit = laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan "aku cinta padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta laut pun, langit tidak menjawab apa2, hanya tersipu2 malu wajahnya semburat kemerahan.

Suatu hari, datang awan...
Begitu melihat kecantikan si langit, awan seketika itu juga jatuh hati terhadap langit. Tentu saja langit hanya mencintai laut, setiap hari hanya melihat laut saja. Awan sedih tapi tak putus asa, mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus. Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah2 langit dan laut, menghalangi pandangan langit dan laut terhadap 1 sama lain.

Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga dengan gelombangnya laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya. Tapi, tentu saja, tidak berhasil.
Lalu datanglah angin yang sejak dulu mengetahui hubungan laut dan langit. Angin merasa harus membantu mereka menyingkirkan awan yang mengganggu. Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan. Awan terbagi2 menjadi banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihat langit dengan jelas, tidak bisa lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit. Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit, awan menangis sedih.
Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak terpisahkan. Kita juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih. Setiap memandang ke ujung laut, di mana ada 1 garis antara laut dan langit, di situlah mereka sedang pacaran.

KOPI ASIN

  • love life with u
    KOPI dan GARAM

    Pada sore hari, seorang pria menepati janjinya pada seorang wanita untuk bertemu di kafe untuk minum kopi bersama. Ketika sampai di kafe, pria ini pun menuggu sang wanita yang belum kunjung datang. Tak lama kemudian wanita itu pun datang. Sang pria sangat terpesona dengan kecantikan wanita itu. Akhirnya mereka bedua mulai mengobrol sambil minum kopi. Ketika membuat kopi, sang pria membubuhkan garam pada kopinya dan wanita itu pun bertanya, “Kenapa kamu membubuhkan garam pada kopimu ?”. Sang pria pun menjawab, “Aku terlahir di daerah laut dan orang tuaku pun seorang nelayan, dengan begini aku bisa terus mengingat kampung halamanku serta orang tuaku yang telah lama meninggalkan aku !”. Mendengar jawaban sang pria, wanita itupun sangat terkesan dan kagum padanya karena dia seorang yang tulus dan pasti bisa menyayangi keluarga. Akhirnya obrolan mereka berdua semakin akrab dan menemukan persamaan satu dengan yang lain. Karena kecocokan itu mereka pun memutuskan untuk menjalin cinta,,,,,
    Selang waktu berganti, akhirnya mereka pun menikah dan hidup bahagia. Sang wanita pun selalu membuatkan kopi kesukaan suaminya itu. Suaminya pun selalu menyukai kopi buatan istrinya itu. Meraka berdua saling mengisi satu sama lain.
    Lima tahun berlalu, sang suami pun meninggal dunia. Sang istri merasa sangat sadih, hancur, dan rapuh untuk menerima kenyataan bahwa suaminya telah tiada. Ketika sang istri sedang menangis dan merapihkan baju-baju suaminya, ia menemukan sepucuk surat. Sang istri pun membacanya. Ternyata surat itu memang ditujukan untuknya. Dalam suratnya, sang suami mengatakan :
    “Sayang, ketika kamu membaca surat ini, aku pasti sudah tak ada disisimu lagi. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat bahagia hidup bersama denganmu selama ini. Kamu adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan untukku. Selama ini pun aku selalu menjaga perasaanmu dan selalu jujur terhadapmu. Tapi ada satu kebohongan yang selama ini aku simpan. Sebenarnya aku tak menyukai kopi dengan garam. Waktu pertama kita bertemu, aku salah untuk membubuhkan garam dengan gula karena aku sangat terpesona oleh kecantikanmu. Tapi selama aku hidup bersamamu dan selalu meminum kopi itu, aku menjadi terbiasa dengan semuanya. Aku memang ingin mengatakannya kepadamu tapi aku tak ingin menyakitimu dan mengecewakanmu karena aku sangat menyayangimu dan aku ingin menjadi yang terbaik untukmu. Kini keadaanku telah sekarat dan tak ada lagi yang aku khawatirkan. Aku ingin kamu tahu bahwa jika aku diberi satu kesempatan lagi untuk hidup, aku akan tetap mencari dirimu dan berusaha untuk hidup bersamamu meski dalam seumur hidupku aku harus meminum kopi asin. Kini aku akan tenang karena telah jujur terhadapmu. Terima kasih atas semua yang kau berikan untukku selama ini. Aku sangat mencintaimu”.
    Setelah membaca surat itu pun sang istri menangis dan tak mampu lagi menahan kesedihannya. Ia sangat kehilangan suami yang sangat ia cintai karena ketulusan hatinya,,,,,,

Rabu, 08 Februari 2012

KEHADIRANMU

apa yang ku rasakan saat ini sama seperti halnya dengan apa yang harus ku katakan mulai detik ini, semua begitu sulit dan tidak terduga sebelumnya, oleh karena itu aku masih sulit menahan kebahagiaan yang menrpa ku saat ini, semua ini aku tahu adalah anugerah tuhan yang yamg memiliki begitu banyak keindahan didepannya, tidak ada yang perlu disesali untuk keadaan ini,m semua telah terjadi dan semua adalah pilihan yang terbaik, yang harus dilakukan hanya lah membuka mata dan hati bahwa kamu telah berada dihidupku mulai saat ini, mimpi yang jadi kenyataan atau sebuah hal yang mustahil tapi terwujud, atau apalah kalimat yang menjelaskan kehadiranmu itu, semua ku sadari ini berawal dari keterpurukan dan kesedihan ku yang membuat ku menjadi pribadi yang kuat dan dewasa seperti ini.

melangkah adalah sesuatu yang penting untuk kebahagiaan, berani melangkah adalah pilihan, manusia adalah makhluk yang memiliki kesempurnaan dalam konsep berpikir, jadi seharusnya manusia berani melangkah untuk yang lebih baik, memang awalnya begitu banyak karang dan jurang didepan kita ketika melangkah, tapi itu hanya sebua methamorfosis yang semu, jika batin kita yakin teruslah melangkah, tetapi jika belum yakin maka yakinilah, jangan pernah sedikitpun berpikir untuk mundur, karena itu sebuah ironi bagi kesempurnaan perjalanan hidup kita, semua ini bisa dijadikan motivasi untuk menemukan awal dan langkah baru untuk  mencari sedikit demi sedikit kebahagiaan hidup,

hingga tiba lah detik ini, menit ini, jam ini dan hari ini serta kesmpatan ini, dimana dirimu hadir dengan kesempurnaan yang sederhana dalam hidupku, tataplah hidup kita kedepan walaupun akan timbul sebuah pembicaraan dari orang lain tentang kita, tetapi hati kita tidak mengenal orang lain sehingga semua itu hanya bayangan semu yang mungkin sekejap menghalangi kita, aku tidak ingin mendahului takdir tuhan tapi aku hanya ingin mensyukuri pemberian tuhan yang menghadirkan kamu dalam hati ku, berusahalah untuk terus berkomitmen dan percaya akan hati kita. jika kita percaya maka kita akan mengahdapi masa depan yang memberikan kebaikan untuk kita.

"love story with u dearest"
love will life with U